Showing posts with label semarapura. Show all posts
Showing posts with label semarapura. Show all posts

Tuesday, 14 May 2013

Kusamba Beach


Traditional salt production

Pantai Kusamba adalah salah satu pantai tersembunyi di Bali yang memiliki pesona unik dan kekayaan budaya yang memikat wisatawan. Terletak di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, pantai ini menawarkan pemandangan yang indah dengan air laut yang tenang dan pasir putih yang lembut. Keindahan alamnya yang menenangkan menjadikan Pantai Kusamba tempat yang ideal untuk bersantai, sementara warisan budayanya memberikan pengalaman yang berbeda bagi para pengunjung yang ingin lebih dekat dengan tradisi Bali.

Salah satu daya tarik utama Pantai Kusamba adalah komunitas nelayan dan petani garam tradisional yang telah mempertahankan cara-cara kuno dalam mencari ikan dan memproduksi garam. Metode yang digunakan oleh para nelayan dan petani garam ini diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi, mencerminkan warisan budaya yang kuat di daerah ini. Para nelayan di Pantai Kusamba menggunakan perahu-perahu kecil berwarna-warni yang disebut jukung untuk pergi melaut dan menangkap ikan. Perahu-perahu ini, yang berjajar rapi di sepanjang pantai, memberikan suasana yang khas dan menambah keindahan Pantai Kusamba.

Tidak hanya nelayan, para petani garam di Kusamba juga tetap menggunakan cara tradisional dalam memproduksi garam. Proses pembuatan garam di sini dimulai dengan mengumpulkan air laut yang kemudian dijemur hingga menguap, meninggalkan butiran garam yang kemudian diproses lebih lanjut. Pengunjung yang datang ke Pantai Kusamba bisa menyaksikan proses ini secara langsung, memberikan kesempatan langka untuk melihat bagaimana garam diproduksi secara alami dan berkelanjutan. Keterhubungan dengan masa lalu ini menjadikan Pantai Kusamba memiliki makna budaya yang mendalam, berbeda dari pantai-pantai lain di Bali yang lebih berfokus pada pariwisata modern.

Selain sebagai pusat aktivitas nelayan dan petani garam, Pantai Kusamba juga memiliki nilai religius yang penting bagi masyarakat setempat. Pantai ini sering digunakan sebagai lokasi upacara keagamaan, terutama dalam rangkaian upacara Melasti, yaitu ritual penyucian yang dilakukan sebelum perayaan besar dalam agama Hindu Bali. Selama upacara ini, pantai dipenuhi dengan persembahan, doa, dan prosesi umat Hindu yang mengenakan pakaian adat tradisional. Pengunjung yang beruntung dapat menyaksikan atau bahkan berpartisipasi dalam upacara sakral ini, menambah dimensi spiritual dalam kunjungan mereka ke Pantai Kusamba.


Kusamba Beach

Akses menuju Pantai Kusamba sangat mudah, terletak sekitar 7 kilometer di sebelah timur Kota Semarapura, ibu kota Kabupaten Klungkung. Pantai ini dapat dijangkau dengan berbagai moda transportasi, mulai dari kendaraan sewaan hingga transportasi umum. Setibanya di sana, suasana pantai yang asri dengan perahu-perahu nelayan dan gubuk-gubuk kecil tempat pengolahan garam akan menyambut para wisatawan. Keberadaan gubuk-gubuk ini serta deretan perahu yang terparkir di tepi pantai menciptakan pemandangan yang memikat, mencerminkan kehidupan pesisir yang sederhana namun penuh makna.

Bagi para wisatawan yang mencari pengalaman pantai yang damai sekaligus ingin merasakan kekayaan budaya lokal, Pantai Kusamba adalah destinasi yang sempurna. Tidak hanya menawarkan keindahan alam dan ketenangan, pantai ini juga menghadirkan kesempatan untuk menyaksikan kehidupan tradisional Bali yang otentik. Mulai dari melihat nelayan beraksi, belajar tentang produksi garam tradisional, hingga merasakan suasana upacara keagamaan, Pantai Kusamba memberikan pengalaman yang mendalam dan tak terlupakan yang melampaui sekadar liburan pantai biasa.

Thursday, 9 May 2013

Kerta Gosa


Kerta Gosa

Kerta Gosa is a historical tourist attraction located in the heart of Klungkung Regency, Bali. The location is highly strategic, about 40 km east of Denpasar, and can be easily accessed via the by-pass road Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. This historical building stands proudly in front of the Klungkung Regency Office, serving as a silent witness to Bali’s long and rich history, particularly in the Klungkung area.

As one of Bali's most popular historical destinations, Kerta Gosa is highly recommended for family visits. This tourist attraction not only offers beautiful architecture and serene surroundings but also deep historical value. Bringing children, relatives, and family to Kerta Gosa provides an opportunity to introduce them to Bali’s history, from the era of the Klungkung Kingdom to the Japanese occupation. This long history is one of the main attractions that makes Kerta Gosa a worthwhile destination for educational vacations.

Kerta Gosa is part of the Klungkung royal complex, built in 1686 by the first ruler, Ida I Dewa Agung Jambe. In ancient times, this place was used as a venue for discussions about security, justice, and the prosperity of the Bali kingdom. Additionally, Kerta Gosa served as a court of justice. During the Dutch colonial period (1908-1942) and the Japanese occupation (1943-1945), the building was used as a courtroom. The original furnishings, such as intricately carved chairs and tables decorated with gold leaf, can still be seen today.

The Kerta Gosa complex consists of two main pavilions: Bale Kerta Gosa and Bale Kambang. Bale Kambang, which means "floating pavilion," is surrounded by a pond called Taman Gili. The architectural uniqueness of Kerta Gosa is not only found in its majestic structure but also in the traditional Balinese paintings that adorn the ceilings of the pavilions. These paintings, executed in the traditional wayang (shadow puppet) style, depict various cases that were once heard in the court, as well as the punishments handed down. In addition to illustrating judicial processes, these paintings convey the concept of karma and pahala (cause and effect), explaining how the good or bad deeds performed by a person during their lifetime will affect their reincarnation and fate in the next life.

The wayang paintings that decorate Kerta Gosa are the work of master artists from the village of Kamasan. This village, located about 4 km south of Semarapura, has preserved the Kamasan painting style to this day. This artistic tradition flourished during the reign of King Waturenggong in the Gelgel Kingdom and has become one of the most treasured art forms in Bali. This artistic heritage not only enriches Bali's history but also serves as a unique attraction for both local and international tourists.

The beauty of its architecture and historical significance makes Kerta Gosa a tourist destination that is never short of visitors. The site has gained international recognition and continues to draw foreign tourists every day. As one of Bali’s well-preserved cultural legacies, Kerta Gosa is a must-visit destination when in Bali, especially for those who wish to experience its deep historical atmosphere and enjoy the beauty of traditional Balinese art.

Ocean Resort Amed, Bali, Indonesia

  Ocean Resort Amed, Bali, Indonesia Ocean Resort Amed adalah penginapan menawan yang terletak di kawasan Amed, Bali, sebuah destin...